ngobrol.online Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga masa depan keuangan negara. Kesadaran itu menjadi dasar kegiatan Komunitas #UangKita (Komunita) Regional Malang, yang baru-baru ini menggelar dialog bertema “Generasi Muda Peduli #UangKita: Memahami, Mengawasi, dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju 2045.”
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur III ini menghadirkan sekitar 70 peserta muda berusia 18–25 tahun. Mereka berasal dari berbagai universitas di Kota Malang, dengan latar belakang yang beragam — mulai dari mahasiswa ekonomi hingga mahasiswa teknologi informasi.
Acara ini menjadi bentuk kolaborasi nyata antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan komunitas generasi muda. Tujuannya adalah meningkatkan literasi fiskal dan pemahaman publik mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Komunitas #UangKita, Ruang Belajar Keuangan Negara
Komunitas #UangKita atau Komunita hadir sebagai wadah untuk mengedukasi anak muda tentang pentingnya peran mereka dalam pengelolaan keuangan negara. Di bawah koordinasi Kemenkeu, komunitas ini aktif menggelar kegiatan sosial, diskusi publik, hingga kampanye digital bertema #UangKita.
Lewat kegiatan seperti ini, generasi muda diajak memahami bagaimana uang negara dikelola, digunakan, serta bagaimana setiap warga memiliki tanggung jawab dalam pengawasan anggaran.
Menurut perwakilan Kemenkeu, komunitas ini bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga sarana berjejaring dan berkontribusi bagi anak muda. Melalui forum yang terbuka dan interaktif, mereka bisa bertukar pikiran, berdiskusi, dan menyalurkan ide kreatif tentang pengelolaan keuangan publik.
Lima Peran Generasi Muda terhadap APBN
Salah satu pembicara dalam acara tersebut adalah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang, Agung Yuniarto. Ia menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga transparansi dan keberlanjutan APBN.
Agung menyebutkan ada lima peran utama yang bisa dilakukan anak muda terhadap APBN:
- Belajar, dengan memahami dasar dan tujuan APBN secara utuh.
- Memahami, dengan menggali bagaimana anggaran dikelola dan disalurkan.
- Partisipatif, dengan mendorong keterlibatan aktif dalam kebijakan publik.
- Kontributif, dengan berkontribusi melalui pajak, karya, dan inovasi.
- Mengawasi, dengan menjaga transparansi serta mencegah penyalahgunaan anggaran.
Menurutnya, pemahaman tentang APBN bukan hanya tanggung jawab pejabat pemerintah, tetapi juga seluruh warga negara. Generasi muda perlu memiliki rasa ingin tahu dan kemampuan analitis agar bisa ikut memastikan pengelolaan keuangan negara berjalan efisien.
APBN sebagai Instrumen Pemerataan dan Stabilitas
Selain Agung, acara juga menghadirkan Anas Agung Susetyo, penyuluh pajak dari DJP Jawa Timur III. Ia menjelaskan tiga fungsi utama APBN yang sering luput dari perhatian masyarakat.
Pertama, fungsi alokasi, yaitu mengarahkan sumber daya untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Kedua, fungsi distribusi, yang memastikan pemerataan kesejahteraan melalui bantuan sosial dan subsidi. Ketiga, fungsi stabilisasi, yaitu menjaga stabilitas ekonomi, mengatasi inflasi, serta menahan dampak krisis global.
Anas menegaskan bahwa APBN adalah cerminan komitmen negara terhadap kesejahteraan rakyat. Karena itu, masyarakat — khususnya generasi muda — harus tahu bagaimana setiap rupiah digunakan. Dengan memahami fungsi APBN, anak muda akan lebih sadar tentang pentingnya pajak dan pengelolaan fiskal yang transparan.
Dialog Interaktif dan Kolaborasi Inklusif
Suasana dialog berjalan santai namun penuh makna. Para peserta aktif bertanya dan berbagi pandangan tentang kondisi fiskal Indonesia. Moderator juga membuka ruang diskusi ringan mengenai bagaimana cara generasi muda dapat terlibat dalam menjaga akuntabilitas APBN.
Beberapa peserta bahkan membagikan pengalaman pribadi mereka, seperti bagaimana kampus atau komunitas mereka ikut mengedukasi masyarakat tentang pajak dan transparansi anggaran publik.
Salah satu peserta, Shanti dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara, mengaku mendapat banyak wawasan baru. Menurutnya, acara ini membuat anak muda lebih paham bahwa pengelolaan APBN bukan hal yang rumit jika disampaikan dengan cara yang mudah dipahami.
“Acara ini membuka wawasan kami tentang pentingnya kontribusi generasi muda dalam menjaga keuangan negara,” ujar Shanti antusias.
Menuju Generasi Melek Fiskal 2045
Melalui acara ini, Kementerian Keuangan berharap kesadaran fiskal di kalangan anak muda dapat terus meningkat. Literasi fiskal menjadi pondasi penting menuju Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda berperan sebagai penggerak ekonomi dan pengawas transparansi publik.
Komunita berencana melanjutkan kegiatan serupa di berbagai daerah lain di Indonesia. Fokusnya adalah memperluas jangkauan edukasi fiskal dan memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Dengan pendekatan yang lebih interaktif, komunitas ini ingin memastikan setiap anak muda paham arti “#UangKita” — uang rakyat yang harus dijaga bersama.
Kesimpulan
Kegiatan Komunitas #UangKita Regional Malang menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan anak muda bisa menciptakan perubahan positif. Melalui dialog santai namun berbobot, peserta diajak memahami peran APBN dan pentingnya transparansi keuangan negara.
Inisiatif ini tidak hanya memperkuat literasi fiskal, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial di kalangan generasi muda. Dengan semangat partisipatif, mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang membantu mewujudkan keuangan negara yang transparan, berkeadilan, dan berkelanjutan menuju Indonesia Maju 2045.

Cek Juga Artikel Dari Platform lagupopuler.web.id
