ngobrol.online Kesadaran fiskal menjadi salah satu pondasi penting sebuah negara untuk tumbuh sehat dan transparan. Semakin banyak warga memahami bagaimana anggaran pendapatan dan belanja negara dikelola, semakin kuat pula pondasi akuntabilitas publik yang terbentuk. Semangat inilah yang ingin dibangun oleh Komunitas #UangKita Regional Malang, sebuah komunitas kolaboratif yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk memperkuat literasi fiskal di kalangan generasi muda.
Melalui dialog bertema “Generasi Muda Peduli #UangKita: Memahami, Mengawasi, dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju 2045”, puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Malang berkumpul untuk belajar secara langsung tentang cara kerja APBN. Acara berlangsung di Aula Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III dan menjadi wadah interaksi hangat antara narasumber, peserta, dan pihak penyelenggara.
Tujuan utama kegiatan ini adalah menciptakan ruang belajar yang mudah dipahami oleh anak muda. Banyak peserta belum pernah mengikuti diskusi fiskal sebelumnya, sehingga format yang santai, komunikatif, dan penuh contoh konkret membuat mereka lebih nyaman mengikuti pembahasan.
Komunitas #UangKita: Misi Literasi Fiskal untuk Anak Muda
Komunitas ini dirancang sebagai jembatan penghubung antara Kemenkeu dan masyarakat muda. Fokusnya bukan semata-mata memperkenalkan APBN, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap tata kelola uang negara. Pendekatan yang digunakan bersifat inklusif dan mengedepankan partisipasi.
Anak muda juga diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka tentang isu fiskal. Cara ini membuat mereka merasa dilibatkan, bukan sekadar menjadi pendengar. Wadah seperti #UangKita bertujuan membangun pola pikir baru bahwa transparansi anggaran bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga kepentingan generasi mendatang.
Partisipasi aktif generasi muda diperlukan agar pengawasan publik berjalan optimal. Tanpa pemahaman, masyarakat akan kesulitan mengawal kebijakan negara. Karena itu, peningkatan literasi fiskal dipandang sebagai investasi sosial jangka panjang.
Pemahaman Mendalam mengenai Peran Generasi Muda
Dalam sesi diskusi, Agung Yuniarto, Widyaiswara dari Balai Diklat Keuangan Malang, membahas lima peran penting generasi muda dalam menjaga keberlangsungan APBN. Paparannya membuka seluruh lapisan peserta bahwa kontribusi mereka tidak harus menunggu usia matang atau posisi tertentu.
Menurut Agung, langkah pertama yang harus dilakukan generasi muda adalah belajar. Tanpa pemahaman dasar, sulit bagi anak muda untuk menilai arah kebijakan fiskal. Setelah itu, mereka didorong untuk memahami cara kerja anggaran secara mendalam. Pengetahuan ini menjadi fondasi yang akan mengarahkan mereka untuk bersikap kritis.
Peran berikutnya adalah partisipasi, sebuah langkah yang mendorong generasi muda untuk terlibat dalam diskusi publik dan komunitas yang membahas isu fiskal. Lalu, ada peran kontributif yang diwujudkan melalui pembayaran pajak, inovasi teknologi, hingga karya kreatif yang mendukung pembangunan. Terakhir, generasi muda diminta untuk mengawasi agar anggaran negara digunakan secara transparan dan tepat sasaran.
Kelima peran tersebut memperlihatkan bahwa kontribusi generasi saat ini sangat luas. Tidak hanya berupa kewajiban formal seperti pajak, tetapi juga kesadaran kritis terhadap kebijakan negara.
Penjelasan Ahli Pajak: Memahami Fungsi APBN dengan Lebih Sederhana
Selain materi mengenai peran generasi muda, peserta juga mendapatkan pemaparan dari penyuluh pajak, Anas Agung Susetyo, mengenai tiga fungsi utama APBN. Penjelasannya membumikan konsep fiskal yang sering dianggap rumit.
Ia menjelaskan bahwa fungsi pertama APBN adalah alokasi, yaitu mengatur distribusi sumber daya untuk berbagai sektor penting seperti infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Fungsi kedua adalah distribusi, yang memastikan pemerataan manfaat pembangunan melalui bantuan sosial dan subsidi. Fungsi terakhir adalah stabilitas, peran APBN dalam menjaga kestabilan ekonomi dan mengantisipasi krisis.
Penjelasan menggunakan contoh konkret membuat peserta mudah menangkap maksudnya. Mereka dapat melihat bahwa APBN bukan sekadar kumpulan angka dalam dokumen negara. Setiap alokasi memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
Antusiasme Peserta Membuktikan Pentingnya Literasi Fiskal
Suasana dialog berlangsung sangat interaktif. Banyak peserta mengajukan pertanyaan mengenai transparansi anggaran, perkembangan ekonomi nasional, serta cara anak muda bisa dilibatkan lebih jauh. Mereka mengaku baru memahami betapa pentingnya APBN dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa peserta bahkan berbagi pengalaman mengenai isu fiskal yang mereka temui di lingkungan kampus atau tempat tinggal. Pertukaran pengalaman membuat suasana semakin hidup dan memperlihatkan tingginya rasa ingin tahu generasi muda.
Shanti, salah satu peserta dari STIE Malangkucecwara, menilai acara ini memberi wawasan baru mengenai peran anak muda dalam mengawasi keuangan negara. Ia merasa materi yang disampaikan sangat relevan dan mudah dipahami.
Menuju Indonesia Emas 2045 dengan Generasi Melek Fiskal
Dialog ini menjadi bagian penting dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah membutuhkan mitra strategis dari kalangan muda yang mampu mengawal akuntabilitas fiskal. Generasi yang kritis, melek informasi, dan memahami #UangKita akan menjadi pendorong perubahan positif bagi masa depan negara.
Kerja sama antara komunitas, pemerintah, dan mahasiswa membuka jalan untuk memperkuat integritas anggaran. Semakin banyak anak muda yang memahami cara kerja APBN, semakin besar peluang Indonesia menciptakan tata kelola negara yang transparan dan modern.
Kesimpulan: Edukasi Fiskal Perlu Terus Diperluas
Kegiatan Komunitas #UangKita Regional Malang membuktikan bahwa literasi fiskal dapat dikemas dengan cara yang santai namun tetap berdampak. Diskusi yang edukatif dan penuh interaksi berhasil menumbuhkan kesadaran baru bagi para peserta.
Memahami APBN berarti memahami masa depan. Remaja dan mahasiswa yang peduli #UangKita akan menjadi penjaga transparansi sekaligus mitra negara dalam membangun Indonesia Maju 2045.ia Maju 2045.

Cek Juga Artikel Dari Platform otomotifmotorindo.org
