ngobrol.online Pengelolaan dana pendidikan selalu menjadi isu penting di setiap daerah. Dana yang seharusnya digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sering kali terhambat karena minimnya informasi, aturan yang berubah, atau kurangnya pemahaman di tingkat satuan pendidikan. Untuk memperluas wawasan sekaligus memberikan edukasi yang lebih membumi, Program Ruang Ngobrol Nyantai Cerita Integritas (CERDAS) kembali digelar dengan topik yang sangat relevan, yakni Aturan Baru Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) 2025.
Talkshow ini dipandu oleh Fajar Noval Zuhdi dan menghadirkan auditor internal Inspektorat Kota Balikpapan, Feri Berhmat, yang sehari-hari menangani pengawasan penggunaan dana pendidikan. Kehadiran Feri memberikan sudut pandang langsung dari pengawas lapangan, sehingga seluruh penjelasan menjadi lebih konkret dan mudah dipahami oleh peserta.
Mengapa Aturan Baru BOSP 2025 Penting Dibahas?
BOSP merupakan dana vital bagi sekolah, baik negeri maupun swasta. Dana ini digunakan untuk operasional, pengembangan sarana, kegiatan pembelajaran, hingga mendukung siswa dari latar belakang ekonomi beragam. Setiap perubahan dalam aturan BOSP pasti membawa dampak langsung pada proses manajemen sekolah.
Perubahan aturan tahun 2025 disebut sebagai salah satu reformasi terbesar. Banyak aspek teknis dirombak, mulai dari mekanisme pencairan, distribusi anggaran, fleksibilitas penggunaan dana, hingga standar pelaporan. Oleh sebab itu, pembahasan mendalam menjadi kebutuhan mendesak agar sekolah tidak salah langkah.
Ruang Ngobrol CERDAS mencoba menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan diskusi santai, tetapi tetap padat informasi. Format ini memudahkan guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, hingga masyarakat umum memahami perubahan besar yang terjadi.
Feri Berhmat: Peran Auditor dalam Pengelolaan Dana Pendidikan
Sebagai auditor pendidikan, Feri berkewajiban memastikan dana BOSP dikelola efisien, transparan, dan sesuai aturan. Pekerjaannya memerlukan ketelitian tingkat tinggi, karena setiap aspek penggunaan dana sekolah harus dapat dipertanggungjawabkan. Feri menjelaskan bahwa banyak sekolah sebenarnya sudah memiliki niat baik dalam mengelola dana, tetapi sering terjebak pada ketidaktahuan mengenai aturan.
Ruang Ngobrol CERDAS menjadi kesempatan baginya untuk menjelaskan secara terbuka apa saja yang biasanya menimbulkan kesalahan. Mulai dari bukti pertanggungjawaban yang kurang lengkap, tidak sesuai standar pembelian barang, hingga penghitungan kebutuhan yang tidak proporsional.
Dengan hadirnya aturan baru BOSP 2025, ia berharap sekolah dapat memperbaiki pola perencanaan anggaran, memperkuat pemahaman administrasi, dan meningkatkan integritas dalam pengelolaan dana publik.
Ringkasan Perubahan Besar dalam Aturan BOSP 2025
Dalam sesi tersebut, Feri memaparkan beberapa perubahan signifikan yang wajib dipahami satuan pendidikan:
1. Fleksibilitas penggunaan anggaran meningkat
Sekolah kini diberi keleluasaan lebih besar dalam menentukan prioritas penggunaan dana. Kebijakan ini dibuat untuk menyesuaikan kebutuhan tiap sekolah yang berbeda-beda. Meski lebih fleksibel, pengawasan tetap diperketat.
2. Standar biaya diperbarui mengikuti kondisi terkini
Penyesuaian harga barang dan jasa menjadi poin penting. Aturan baru menetapkan standar biaya yang lebih realistis agar sekolah tidak kesulitan menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
3. Pelaporan dilakukan lebih transparan dan terintegrasi
Sistem pelaporan kini wajib dilakukan melalui platform digital yang sudah disiapkan pemerintah. Integrasi data ini memudahkan audit dan mengurangi potensi manipulasi.
4. Penyaluran dana dilakukan lebih terjadwal
Pemerintah menyiapkan skema penyaluran lebih teratur agar sekolah bisa merencanakan kegiatan tanpa kendala pendanaan.
5. Penguatan aspek integritas
Aturan terbaru menekankan pentingnya akuntabilitas. Pelanggaran dalam pengelolaan dana akan diawasi lebih ketat, termasuk potensi sanksi administrasi maupun hukum.
Perubahan-perubahan tersebut bertujuan agar dana pendidikan tepat sasaran, tidak disalahgunakan, dan memberi manfaat langsung bagi siswa.
Diskusi Mengalir, Peserta Aktif Bertanya
Talkshow CERDAS yang diselenggarakan dengan format santai membuat peserta lebih nyaman bertanya. Banyak yang menanyakan contoh kasus, seperti bagaimana mengelola dana kegiatan siswa, cara menyusun laporan pengeluaran yang benar, hingga bagaimana menghadapi situasi ketika kebutuhan sekolah tidak sesuai dengan standar biaya.
Feri menjawab setiap pertanyaan dengan bahasa yang sederhana. Ia menyampaikan bahwa idealnya, sekolah harus membangun budaya administrasi yang rapi dan transparan. Data yang tersimpan dengan baik akan memudahkan proses audit. Selain itu, sekolah diminta tidak ragu berkonsultasi dengan Inspektorat jika menemukan kendala dalam pelaksanaan aturan baru.
Integritas Menjadi Fondasi Utama Pengelolaan Dana Pendidikan
Ruang Ngobrol CERDAS tidak hanya membahas sisi teknis pengelolaan dana. Topik integritas menjadi pembahasan inti. Dana publik, termasuk dana pendidikan, harus dikelola dengan rasa tanggung jawab tinggi. Sekolah memiliki kewajiban moral untuk memastikan setiap rupiah digunakan untuk kepentingan siswa.
Feri menekankan bahwa integritas bukan hanya soal menghindari pelanggaran, tetapi juga memastikan setiap keputusan berdampak positif bagi peserta didik. Sikap jujur, transparan, dan disiplin akan membentuk ekosistem pendidikan yang lebih kuat.
Kesimpulan: Aturan Baru BOSP 2025 Membuka Era Baru Pengelolaan Dana Pendidikan
Ruang Ngobrol CERDAS sukses memberikan pemahaman mendalam mengenai aturan baru BOSP 2025. Diskusi bersama auditor pendidikan membuat peserta lebih siap menghadapi perubahan yang akan diterapkan. Sekolah kini dituntut lebih teliti, adaptif, dan menjaga integritas dalam setiap proses pengelolaan dana.
Dengan regulasi yang semakin modern dan transparan, diharapkan pengelolaan dana pendidikan semakin akuntabel. Pada akhirnya, seluruh perubahan ini ditujukan untuk menciptakan kualitas pendidikan yang lebih merata dan berkelanjutan.

Cek Juga Artikel Dari Platform jalanjalan-indonesia.com
