ngobrol – Tragedi robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas. Insiden yang menewaskan sejumlah santri serta melukai puluhan lainnya itu langsung menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Sosial (Mensos) memastikan langkah cepat dengan menyalurkan bantuan darurat bagi para korban dan keluarga yang terdampak.
- Respon Cepat Pemerintah
Tak lama setelah kejadian, Menteri Sosial bersama jajaran turun ke lokasi untuk meninjau langsung kondisi pondok pesantren yang ambruk. Mensos menegaskan bahwa pemerintah bergerak cepat menyiapkan bantuan, mulai dari logistik, kebutuhan dasar, hingga santunan duka bagi keluarga korban yang meninggal. “Kami hadir untuk memastikan negara tidak tinggal diam. Setiap korban akan mendapat perlindungan dan dukungan,” tegas Mensos dalam keterangannya. - Jenis Bantuan yang Disiapkan
Bantuan yang disiapkan Kementerian Sosial meliputi tenda darurat, paket makanan siap saji, perlengkapan tidur, serta layanan dukungan psikososial bagi santri yang selamat namun masih trauma. Selain itu, keluarga korban meninggal akan menerima santunan duka, sedangkan korban luka mendapat bantuan perawatan. Kemensos juga menyiapkan tim khusus untuk mendampingi anak-anak yang kehilangan kerabat dekat agar tetap mendapat perhatian psikologis dan sosial. - Koordinasi dengan Pemerintah Daerah
Mensos menekankan bahwa penanganan korban dilakukan dengan koordinasi erat bersama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dinas sosial daerah, dan lembaga terkait. Posko darurat telah dibuka untuk memudahkan distribusi bantuan serta pendataan korban. Pemerintah daerah juga berkomitmen mendukung langkah rehabilitasi jangka menengah, termasuk mencari tempat belajar sementara bagi santri agar kegiatan pendidikan tetap berjalan meski pondok mengalami kerusakan parah. - Kekhawatiran dan Aspirasi Masyarakat
Masyarakat sekitar menyambut baik langkah cepat pemerintah, tetapi mereka juga menyuarakan kekhawatiran atas kondisi bangunan ponpes lain yang berdiri di wilayah padat penduduk. Sejumlah tokoh menilai insiden ini harus menjadi evaluasi nasional mengenai standar kelayakan bangunan pesantren. Orang tua santri berharap selain bantuan darurat, pemerintah dapat menyusun program perbaikan infrastruktur pendidikan berbasis pesantren agar tragedi serupa tidak terulang. - Harapan Pemulihan dan Dukungan Jangka Panjang
Mensos menyampaikan bahwa bantuan tidak hanya berhenti pada tahap darurat, melainkan juga mencakup dukungan jangka panjang. Kementerian Sosial siap memfasilitasi rehabilitasi sosial, beasiswa pendidikan darurat, serta program pemberdayaan bagi keluarga korban. Dengan langkah tersebut, diharapkan para santri dapat segera bangkit, melanjutkan pendidikan, dan keluarga korban mampu memulihkan kehidupan mereka pascatragedi.
Tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat bahwa keselamatan dan kelayakan fasilitas pendidikan adalah aspek vital yang harus diperhatikan. Kehadiran pemerintah melalui Kementerian Sosial memberi secercah harapan di tengah duka, bahwa solidaritas dan perlindungan negara tetap menyertai masyarakat yang tertimpa musibah.
