ngobrol.online – Peran Generasi Z (Gen Z) menjadi sorotan dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan populasi yang besar dan karakter khas sebagai digital native, Gen Z diharapkan menjadi motor penggerak transformasi sosial, ekonomi, dan pembangunan nasional. Namun, kesiapan mereka menghadapi dinamika global dan kompleksitas masalah domestik perlu dipastikan sejak dini.
๐ Gen Z: Generasi Digital dan Kritis
Gen Z adalah mereka yang lahir pada periode 1997โ2012. Saat ini mereka berusia 13โ28 tahun, berada di bangku sekolah, perguruan tinggi, atau awal karier profesional. Mereka tumbuh di era teknologi digital dengan literasi tinggi, percaya diri, dan cenderung kritis terhadap isu sosial, lingkungan, serta ketimpangan ekonomi.
Menurut Susenas BPS 2024, Gen Z mengisi 24,12% dari kelas menengah Indonesia, dan bersama generasi Milenial, mereka mencakup hampir 50% kelompok kelas menengah. Posisi ini memberi peluang besar untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Namun, Gen Z juga menghadapi tantangan nyata seperti kesenjangan sosial-ekonomi, isu lingkungan dan perubahan iklim, hingga tuntutan reformasi kelembagaan. Suara kritis mereka sering muncul di media sosial dan aksi demonstrasi, menunjukkan kepedulian terhadap masa depan bangsa.
๐ Peran Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan transformasi besar dalam sosial, ekonomi, dan tata kelola negara. RPJPN 2025โ2045 memproyeksikan:
- Jumlah penduduk naik dari 285 juta menjadi 324 juta jiwa
- Pendapatan per kapita melonjak dari USD 5.500 menjadi USD 30.300
- Kemiskinan turun dari 8% menjadi 0,8%
- Rasio kewirausahaan naik dari 3,1% menjadi 8%
- Indeks inovasi global naik dari peringkat 60 menjadi 30 besar
- Indeks daya saing digital naik dari peringkat 43 menjadi 20 besar
Tahun 2045 bertepatan dengan usia produktif Gen Z (34โ48 tahun), sehingga mereka diproyeksikan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan reformasi tata kelola.
๐ฅ 1. Mengoptimalkan Bonus Demografi
Bonus demografi diproyeksikan terjadi antara 2025โ2030, saat rasio ketergantungan penduduk usia tidak produktif terhadap produktif mencapai titik terendah (0,44).
Untuk memanfaatkan peluang ini, Gen Z perlu dipersiapkan sebagai human capital berkualitas melalui:
- Pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri dan ekonomi digital
- Pelatihan keterampilan (hard skills dan soft skills) sesuai sektor prioritas
- Akses merata terhadap teknologi dan lapangan kerja
Kualitas SDM yang baik akan menjadi fondasi pertumbuhan inklusif, mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi, dan mendorong pencapaian target Indonesia Emas.
๐ค 2. Meningkatkan Partisipasi Gen Z dalam Pembangunan
Pendidikan formal saja tidak cukup untuk melibatkan Gen Z dalam akselerasi pembangunan. Mereka perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan kebijakan publik.
Menurut riset McKinsey, Gen Z dikenal inklusif, terbuka terhadap perbedaan, dan memiliki pola pikir disruptive problem solving yang cocok untuk inovasi bisnis maupun reformasi institusi.
Kesadaran mereka terhadap isu kesenjangan sosial mendorong tuntutan terhadap reformasi kelembagaan di institusi politik dan pemerintahan agar lebih efisien, transparan, dan bebas korupsi.
๐ก 3. Penguatan Life Skill dan Nilai-Nilai Karakter
Meski memiliki potensi besar, Gen Z perlu terus mengasah life skill seperti:
- Empati dan komunikasi efektif
- Kecerdasan emosional untuk bekerja dalam tim
- Etika dan norma sosial yang berlandaskan nilai kemanusiaan
Nilai-nilai ini akan membantu Gen Z lebih dewasa, disiplin, dan produktif. Selain itu, mereka perlu mempelajari pengalaman generasi sebelumnya agar dapat menghadapi tantangan global secara tangguh dan bijak.
Penerapan prinsip Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) menjadi penting, sehingga mereka dapat menghargai keberagaman tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi.
๐ฎ๐ฉ 4. Memperkuat Karakter Kebangsaan dan Kepemimpinan Global
Sebagai calon pemimpin bangsa, Gen Z harus memiliki karakter kebangsaan yang kuat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila meskipun memiliki wawasan global.
Dengan proyeksi Indonesia yang semakin berperan di kancah internasional, termasuk masuk lima besar ekonomi G20 pada 2045, Gen Z juga perlu dibekali dengan kemampuan:
- Negosiasi dan diplomasi internasional
- Resolusi konflik politik, ekonomi, dan keamanan
- Kepemimpinan yang berpihak pada kepentingan nasional
Kemampuan ini akan sangat dibutuhkan dalam menghadapi isu-isu seperti konflik regional, perebutan sumber daya, perubahan iklim, hingga perdagangan manusia.
๐ Kesimpulan: Menyiapkan Pemimpin Masa Depan
Gen Z memegang peranan kunci dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Optimalisasi bonus demografi, partisipasi aktif dalam pembangunan, penguatan life skill, dan karakter kebangsaan adalah langkah strategis yang perlu dilakukan sejak sekarang.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, pendidikan yang inklusif, dan ruang partisipasi yang luas, Gen Z dapat menjadi motor penggerak transformasi nasional menuju Indonesia yang maju, berdaya saing, dan sejahtera di panggung global.
Cek juga artikel terbaru dari olahraga.online
