ngobrol.online Suasana haru melanda SMPN 9 Bontang setelah kabar duka datang dari salah satu siswinya, AS, yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Cipto Mangunkusumo. Kabar ini mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga besar sekolah yang mengenal gadis berusia 15 tahun itu sebagai pribadi ceria dan penuh semangat.
Sejak pagi, ruang kelas dan halaman sekolah dipenuhi tangisan teman-teman yang tak percaya AS telah tiada. Ia dikenal sebagai anak sopan, rendah hati, dan selalu menebar senyum kepada siapa pun yang ditemuinya.
Kepala SMPN 9 Bontang, Lilyn Indriyawati, menjadi salah satu yang paling berduka. Ia masih mengingat jelas pertemuan terakhir dengan AS pada hari Jumat sebelum kecelakaan. “Hari itu dia masih sempat ngobrol di ruang guru. Anaknya murah senyum dan tidak pernah bikin masalah,” kenang Lilyn dengan nada lirih.
Sosok Ceria yang Disukai Banyak Orang
AS bukan hanya murid biasa. Ia adalah sosok yang membawa suasana positif di setiap kesempatan. Teman-temannya sering memuji sikap ramahnya, sementara guru-guru melihatnya sebagai pelajar yang berdisiplin dan penuh inisiatif.
Di kelas, AS sering menjadi penengah jika ada teman yang berselisih. Ia lebih memilih menciptakan kedamaian daripada memihak salah satu. “Kalau ada yang bertengkar, dia pasti bilang, ‘Udah, jangan ribut, nanti kita ditegur guru.’ Anak itu benar-benar lembut hatinya,” ujar salah satu teman sekelasnya.
Guru wali kelasnya juga mengenang semangat belajarnya yang tinggi. Ia selalu aktif bertanya saat pelajaran berlangsung dan tidak segan membantu teman yang kesulitan memahami materi. Sikap ini membuat AS disukai banyak orang di lingkungan sekolah.
Hari Terakhir yang Tak Terlupakan
Bagi para guru, hari Jumat sebelum kejadian terasa seperti hari biasa. AS tampak ceria dan sempat mampir ke ruang guru setelah jam pelajaran selesai. Ia sempat bercerita soal rencana ikut lomba sekolah pekan depan. Tidak ada tanda-tanda bahwa percakapan itu akan menjadi yang terakhir.
“Dia datang dengan senyum seperti biasanya, bahkan sempat bercanda dengan teman-temannya. Siapa sangka, itu kali terakhir kami melihat wajahnya,” tutur Kepala Sekolah dengan suara terbata.
Keesokan harinya, kabar duka menyebar cepat melalui grup WhatsApp sekolah. Banyak guru terdiam lama, sulit menerima kenyataan bahwa siswi yang begitu positif kini telah pergi.
Sekolah Gelar Doa Bersama
Sebagai bentuk penghormatan, pihak sekolah menggelar doa bersama di aula. Siswa, guru, dan staf berkumpul dalam suasana penuh haru. Beberapa teman AS menulis surat singkat dan meletakkannya di meja tempat ia biasa duduk.
“Semoga kamu tenang di sana, AS. Kami rindu senyummu,” tulis salah satu pesan yang ditempel di papan kenangan.
Selain doa bersama, pihak sekolah juga memasang foto AS di depan kelasnya, dikelilingi bunga putih dan ucapan belasungkawa. Momen itu menjadi bentuk penghormatan terakhir bagi sosok yang telah memberikan banyak kenangan indah selama menempuh pendidikan di SMPN 9 Bontang.
Kenangan dari Guru dan Teman
Setiap guru punya kenangan tersendiri tentang AS. Guru olahraga mengenangnya sebagai siswa yang paling semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Guru bahasa Indonesia memuji ketekunannya dalam menulis puisi. “Karya puisinya selalu menyentuh dan penuh makna. Dia punya cara unik menulis tentang kehidupan,” ujar sang guru.
Bagi teman-temannya, AS adalah sosok yang selalu hadir saat dibutuhkan. Ia sering meminjamkan alat tulis, membantu mengerjakan tugas kelompok, bahkan menghibur teman yang sedang sedih. Banyak dari mereka merasa kehilangan bukan hanya teman sekelas, tapi juga sahabat sejati.
Dukungan dan Doa untuk Keluarga
Kabar duka ini juga menggugah simpati masyarakat sekitar. Tetangga mengenal AS sebagai anak yang sopan dan rajin membantu orang tua. “Kalau sore, dia suka bantu ibunya jualan. Selalu senyum dan sapa siapa pun yang lewat,” kata seorang warga.
Ucapan belasungkawa membanjiri media sosial. Foto dan kenangan AS dibagikan oleh teman-teman sekolah, lengkap dengan pesan doa dan ucapan perpisahan.
Pihak sekolah turut memberikan dukungan moral kepada keluarga korban. Mereka juga berencana memberikan pendampingan psikologis kepada siswa lain yang merasa terpukul atas peristiwa ini.
Refleksi dan Pesan dari Kepala Sekolah
Kepala sekolah berharap tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh siswa agar lebih berhati-hati di jalan. Ia menekankan pentingnya kesadaran keselamatan, terutama bagi pelajar yang sudah mulai sering bepergian sendiri. “Kami akan memperkuat edukasi tentang keselamatan berkendara di sekolah. Kejadian ini harus jadi pengingat bagi kita semua,” ucap Lilyn.
Selain itu, sekolah berencana menjadikan nama AS sebagai simbol inspiratif dalam program pembinaan karakter siswa. Sosoknya yang penuh semangat dan berperilaku baik akan dikenang sebagai teladan bagi adik-adik kelasnya.
Warisan Senyum yang Tak Akan Hilang
Meski fisiknya telah tiada, kenangan tentang AS akan selalu hidup di hati banyak orang. Setiap kali teman-temannya melihat kursi kosong di kelas, mereka seolah bisa merasakan kembali kehadiran gadis yang selalu tersenyum itu.
“Dia bukan hanya teman, tapi cahaya bagi kami semua,” ucap salah satu sahabat dekatnya dengan mata berkaca-kaca.
Kepala sekolah menutup pernyataannya dengan pesan menyentuh, “Kami akan terus mengingat AS sebagai anak yang sopan, rajin, dan murah senyum. Semoga ia tenang di tempat terbaik.”
Bagi seluruh warga SMPN 9 Bontang, AS bukan hanya kenangan—dia adalah pelajaran hidup tentang kebaikan, ketulusan, dan arti senyum yang tulus dari hati.n, kasih sayang, dan betapa berharganya setiap momen dalam hidup.

Cek Juga Artikel Dari Platform mabar.online
